Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Tekken, Kesuksesan Memanfaatkan Waktu Senggang

Pernah Nonton Film Tekken? Film Action Fighting yang diangkat dari Game bergenre Fighting ini lumayan bagus, selain teknik berkelahi yang tidak terlalu menjenuhkan juga ending yang diinginkan penonton, yaitu bahwa si jagoan keluar sebagai pemenang.
Pada tahun 2039, setelah Perang Dunia menghancurkan banyak peradaban seperti yang kita tahu, wilayah tidak lagi dijalankan oleh pemerintah, tapi oleh perusahaan; yang terkuat di antaranya adalah Mishima Zaibatsu. Mishima menggelar King of Iron Fist Tournament, atau Tekken, di mana para pejuang bertarung sampai hanya satu yang dapat berdiri, yang pada gilirannya akan menerima bintang seumur hidup dan kekayaan. Kita diperkenalkan ke kekerasan dunia melalui mata Jin Kazama, seorang petarung jalanan remaja yang memasuki turnamen dalam rangka untuk membalas kematian ibunya yang ia tumpahkan semua kesalahan atas pemimpin yang paling kuat dan paling berkuasa atas Mishima Zaibatsu : Heihachi Mishima (Hiroyuki Tagawa).

Dia tahu bahwa satu-satunya cara untuk dapat cukup dekat dengan Mishima agar dapat membunuhnya adalah dengan memenangkan turnamen, tetapi dengan begitu, ia mulai membongkar sendiri masa lalunya dan kekuatan jahat dalam dirinya serta memperlihatkan kegelapan kepada Tekken yang mengancam keberadaan kemanusiaan. (synopsis dari dalimunthe) Dengan memasuki turnamenlah akhirnya Jin, sang Jagoan dapat memenangkan turnamen, dan seluruh pekerja Tekken berbalik menghamba kepadanya.

Memanfaatkan Jeda
Namun ada yang menarik dari film Tekken tersebut. Seperti halnya film kebanyakan, Jagoan kalah terlebih dahulu namun pada akhirnya keluar sebagai pemenang. Tanpa penggambaran yang utuh bagaimana meraih kemenangan tersebut, tidak seperti dalam film Karate Kid dimana si Jagoan melalui berbagai latihan yang cukup payah serta perjuangan yang cukup berat, Tekken tidak terlalu menekankan pada hal tersebut, masa kecilnya dan masa latihannya secara fisik dan rohaninya digambarkan sekilas dengan pola lastback.
Hampir pada setiap pertarungannya, baik ketika akan memenangkan ticket menuju area pertandingan Tekken ataupun ketika akan mengalahkan lawan-lawannya di Areal pertandingan Tekken, Jin selalu memanfaatkan waktu Jeda. Waktu Jeda diperolehnya ketika lawannya sesumbar, namun lain waktu Jeda dipengaruhi oleh situasi areal pertandingan yang chaos serta huru-hara lainnya yang menarik perhatian lawannya untuk kemudian berhenti sejenak. Saat jeda tersebutlah, Jin memanfaatkan untuk mengingat kembali apa yang sudah diajarkan oleh Ibunya. Dari sinilah muncul kekuatan dan akhirnya lawanpun dapat dilumpuhkan, padahal sebelumnya Jin sangat Kepayahan menghadapi lawannya tersebut. Kejadian ini berlangsung hingga akhirnya Jin memenangkan pertarungan dan keluar sebagai juara tournament.

Jin sebagai manusia yang lahir di Abad yang mampu melampaui modernitas mampu memanfaatkan waktu luangnya sehingga mampu mewujdukan konseptualisasi pertarungan menjadi aksi nyata bagaimana mengalahkan lawan. Seperti halnya disebutkan oleh F.Simon dalam buku Kebudayaan dan Waktu Senggang. Jin mampu menghayati tempat bernaung bagi akal budi dalam menciptakan pemahaman-pemahaman diskursif sampai batas-batas terakhirnya bagaimana ia keluar sebagai pemenang. Waktu jeda dijadikan momentum oleh Jin bagaimana mendefinisikan kemenangan.

Jin memanfaatkan waktu senggang dengan menjadikannya sebagai oasis dalam mengumpulkan kekuatan dan teknik bagaimana melumpuhkan lawan sehingga terbebas dari kekosongan dan kedangkalan. Ia mampu menyingkap makna jedanya di balik semua peristiwa yang pernah dialaminya ataupun dialami oleh keluarganya hingga akhirnya terkumpul menjadi kekuatan nyata untuk menggempur lawan.

Post a Comment for "Tekken, Kesuksesan Memanfaatkan Waktu Senggang"