Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Mengoptimalkan Humas Melalui Media Sosial

Oleh Dudi Rustandi

Salah satu fungsi Humas adalah menciptakan saling pengertian dengan  publiknya melalui komunikasi dua arah. Komunikasi dua arah dilakukan melalui bantuan media atau pun langsung. Banyak Media yang dapat digunakan sebagai sarana Komunikasi humas dengan publiknya, baik media internal ataupun media massa. Di era perkembangan teknologi komunikasi, media yang sedang berkembang pesat adalah media sosial. Keterjangkauannya yang tidak dibatasi oleh letak geografis menjadikan media sosial popular digunakan oleh banyak pihak, baik oleh personal atau pun lembaga. Media sosial juga kerap digunakan sebagai media kampanye perusahaan dalam menyelenggarakan program-programnya. Melalui media sosial, perusahaan dapat membangun saling pengertian yang lebih emosional dengan publiknya. Selain sisi keterjangkauan, komunikasi melalui media sosial cukup efektif karena menembus ruang geografis tersebut. Melalui tulisan ini, penulis melakukan pengamatan bagaimana pemanfaatan media sosial untuk komunikasi humas yang dilakukan oleh banyak perusahaan/ merek.

Prolog
Pengguna Internet Indonesia menurut data Asosiasi Pengguna Jasa Internet Indonesia (APJII) pada tahun 2013 mencapai 87 Juta pengguna. Jumlah ini meningkat 30 % lebih besar dibandingkan tahun 2012 yang hanya mencapai 63 juta. (techno.okezone.com). Menurut data wartaekonomi.co.id sebesar 89 % dari jumlah tersebut mengakses internet dari perangkat mobile. Jumlah ini sama dengan jumlah penduduk di delapan negara (tempo.co). Dengan jumlah tersebut, Indonesia dijadikan sebagai Negara tujuan investasi dalam bisnis di dunia maya. 

Jumlah pengguna internet yang fantastis tersebut, menjadi potensi agar perusahaan dapat berkomunikasi lebih mudah, efektif, dan efisien dengan publiknya. Komunikasi dua arah akan tercipta dengan aplikasi-aplikasi media sosial yang semakin marak. Dari Jumlah 87 juta tersebut, sebesar 55 juta orang telah aktif menggunakan media sosial seperti facebook, twitter, atau dalam bentuk weblog. Pengguna facebook seperti dilansir oleh majalah marketing dalam situsnya mix.co.id mencapai 52-53 juta sementara pengguna twitter mencapai 28 juta user belum terhitung pengguna weblog dan jejaring sosial lainnya. Tidak sedikit pula, suatu Brand berkomunikasi melalui aplikasi chating seperti  We Chat, Kakao Talk, Line, dan sejenisnya.

Penggunaan internet yang besar tersebut berpengaruh terhadap budaya transaksi yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia. Menurut Rhenald Kasali (2011), jumlah transaksi di dunia maya dua kali lipat lebih besar dengan jumlah transaksi yang terjadi di dunia nyata. Ini ditunjukan dengan jumlah hilir mudiknya keuangan di dunia maya.

Kondisi ini menjadi point plus bagi praktisi Humas/ Public Relations (PR) yang menjadi corong utama komunikasi perusahaan untuk membangun saling pengertian dengan publiknya secara intensif, massif, dan lebih emosional agar konstruksi reputasi perusahaan dapat tercapai. Melaui jumlah pengguna internet tersebut, praktisi humas dapat memanfaatkannya semaksimal mungkin.

Untuk mencapai kesepemahaman makna komunikasi, cara konvensional yang dilakukan oleh perusahaan/ lembaga adalah dengan publikasi melalui media massa, baik cetak, elektronik, ataupun media online. Dukungan media massa ini sangat penting untuk membangun reputasi perusahaan. Namun agar setiap kegiatan dan agenda dapat dikomunikasikan dengan baik oleh media massa tidak semudah mempublikasikan melalui media internal. Selain informasi dan kegiatan yang diselenggarakan oleh perusahaan harus punya nilai berita (newsvalues), perusahaan juga harus membangun hubungan dengan media massa (media relations). Hal ini dilakukan karena antara Public Relations dengan media seringkali memiliki kepentingan yang berbeda saat menyikapi satu peristiwa (Darmastuti, 2012: 15). Sehingga tidak setiap kegiatan yang dapat menaikan bobot reputasi perusahaan dapat dipublikasikan oleh media massa. 

Sementara itu, komunikasi perusahaan melalui iklan memiliki kredibilitas yang rendah di mata Publik. Sudhamek, CEO GarudaFood, (dalam Wasesa, 2010:xxx) memberikan gambaran tentang keperkasaan publikasi media melalui publisitas dibandingkan dengan iklan. Iklan dibeli sementara publikasi gratis. Karena membelinya, kita bisa dengan mudah mengontrol media, apa yang akan keluar, kapan dan seperti apa bentuknya. (Sudhamek, dalam Wasesa, 2010: xxxx). Dalam pandangannya, kesuksesan GarudaFood sebagai sebuah Brand dan menjadi market leader bukan karena prestasi advertisement. Melainkan karena prestasi publisitas, sebuah kisah keberhasilan Public Relations.

Apa yang sudah dicapai oleh GarudaFood, tidak terlepas dari peran PR dalam membangun hubungan dengan Media. Hubungan dengan media memberikan keuntungan, kepentingan GarudaFood sudah dicover oleh media massa sehingga mampu mengisahkan tentang keperkasaannya dan mendapatkan reputasi Brand dan memimpin pasar di kelasnya. Bagaimana dengan perusahaan-perusahaan yang tidak memiliki akses terhadap media massa atau kepentingan perusahaannya tidak linier dengan kepentingan Media seperti yang dialami oleh Ruma Sakit Omni Internasional saat menghadapi kasus Prita. Bagaimana dengan perusahaan-perusahaan yang tidak memiliki akses terhadap media massa karena tidak mampu membangun hubungan dengan media, atau perusahaan-perusahaan kecil yang sentuhannya dengan media sangat sulit baik karena akses atau pun karena belum ada nilai yang dapat “dijual” ke media.

Bagi perusahaan-perusahaan  tersebut, kehadiran teknologi komunikasi digital dapat dimanfaatkan dengan maksimal. Contoh kasus fenomenal adalah Axl, sang pemilik Brand kripik pedas Ma Icih tersebut memaksimalkan media jejaring sosial untuk berkomunikasi dengan publiknya. Tidak hanya dalam bidang ekonomi, dalam bidang politik pun, Obama menjadi orang pertama yang mendulang kesuksesan dalam menjaring simpatisannya melalui media Jejaring sosial seperti dilaporkan oleh Nicholas A. Christakis, M.D., Ph.D & James H. Flower, Ph.D dalam hasil penelitiannya, diterbitkan menjadi buku berjudul “Connected”. Walaupun peran media massa sangat besar dalam membangun nama besar perusahaan atau pun perorangan, namun peran media sosial kini tidak bisa diremehkan.

Oleh karena itu melalui tulisan sederhana ini, penulis mengamati bagaimana peran media sosial atau yang popular dengan nama socmed tersebut berperan sangat besar terhadap reputasi perusahaan. Melalui kampanye PR dan publisitas media sosial, perusahaan dapat memaksimalkan kehadiran socmed sebagai alternatif publikasi di media massa yang tidak mudah. Apalagi dari tahun ke tahun pengguna internet di Indonesia terus meningkat. Asosiasi Jasa Pengguna Internet Indonesia memprediksikan bahwa tahun 2014 mendatang, pengguna Internet akan mencapai 104 juta orang. Oleh karena itu, menurut Wisesa (2010: 11) penetrasi media siber memiliki signifikansi yang kuat jika dibandingkan dengan media cetak konvensional. 

Fungsi dan Tugas Pokok PR
Sebagai fungsi manajemen yang khas dalam cara berkomunikasi dengan Publik, Public Relations memiliki fungsi menumbuhkan dan mengembangkan hubungan baik antarlembaga dengan publiknya, internal maupun eksternal dalam rangka menanamkan pengertian, menumbuhkan motivasi dan partisipasi publik untuk menciptakan iklim pendapat (opini publik) yang menguntungkan bagi lembaga organisasi (Nova, 2009: 38). 

Dengan fungsi tersebut, Public Relations pada akhirnya menjalankan fungsi secara teknis seperti diungkapkan dalam hasil penelitian International Public Relations Association (IPRA) (Nova, 2009: 39), yaitu: Memberikan konseling yang didasari pemahaman masalah perilaku manusia, membuat analisis trend masa depan dan ramalan akan akibat-akibat bagi institusi, Melakukan riset pendapat, sikap dan harapan terhadap institusi dan memberikan saran tindakan-tindakan yang diperlukan institusi untuk mengatasinya, menciptakan dan membina komunikasi dua arah berlandaskan kebenaran dan informasi yang utuh, mencegah konflik dan salah pengertian, meningkatkan rasa saling hormat dan rasa tanggung jawab sosial, Melakukan penyerasian kepentingan institusi terhadap kepentingan umum, meningkatkan itikad baik institusi terhadap anggota pemasok, dan konsumen, Memperbaiki hubungan industrial, Menarik tenaga kerja yang baik agar menjadi anggota dan mengurangi anggota untuk keluar dari institusi, Memasyarakatkan produk atau layanan, Mengusahakan perolehan laba yang maksimal, serta Menciptakan jati diri institusi.

Dengan fungsi tersebut, kegiatan Public Relations sangat erat dengan pembentukan opini Publik, mengarahkan persepi publik terhadap citra dan reputasi perusahaan yang baik. Untuk menjalankan fungsinya tersebut, Public Relations menjalankan strategi, yang oleh Ruslan (1997) disebut sebagai bauran Public Relations:

1) Publikasi. Setiap fungsi dan tugas Public Relations adalah menyelenggarakan publikasi atau menyebarluaskan informasi melalui berbagai media tentang aktifitas atau kegiatan perusahaan atau organisasi yang pantas diketahui oleh Publik.
2) Event. Bertujuan untuk memperkenalkan produk dan layanan perusahaan, mendekatkan diri ke Publik dan lebih jauh lagi dapat memengaruhi opini Publik.
3) News. Berupaya menciptakan berita melalui press release, newsletter, bulletin, dan lain-lain. 
4) Community involvement. Mengadakan kontak sosial dengan kelompok masyarakat  tertentu guna menjaga hubungan baik dengan pihak organisasi atau lembaga yang diwakilinya.
5) Inform or image. Memberikan informasi atau menarik perhatian untuk memperoleh citra yang positif.
6) Lobbying dan negosiasi. Untuk mencapai kesepakatan atau dukungan dari lembaga atau individu dan lembaga berpengaruh terhadap keberlangsungan bisnis perusahaan
7) Social Responsibility. Untuk meningkatkan citra perusahaan di mata Publik, perusahaan melakukan berbagai aktifitas sosial melalui program yang langsung bersentuhan dengan masyarakat. 

Melalui strategi taktis tersebut, peran humas diharapkan dapat menarik perhatian, mempengaruhi pendapat umum, dan pada akhirnya dapat membangun suasana saling percaya. Sebelum populernya internet dan media sosial di dunia maya, untuk mempengaruhi pendapat umum dan membangun suasana saling pengertian antara Publik dengan perusahaan komunikasi antara kedua pihak cenderung tertunda bahkan satu arah sehingga feedback terhadap perusahaan cenderung lambat. Kelambatan respon publik terhadap perusahaan dapat merugikan perusahaan, karena perusahaan tidak dapat menanggapi secara langsung respon tersebut, baik respon positif ataupun respon negatif. Hal ini dikarenakan karakteristik media konvensional yang digunakan, media massa cenderung tertunda dan harus melalui kebijakan redaksi dari media. 

Antara Media Massa dan Media Sosial
Media Massa khususnya televisi, masih menjadi media yang cukup popular untuk menjangkau Publik. Seperti hasil penelitian Vivian (2008, 5), sebagai media yang memiliki fungsi menonjol hiburan, televisi menjadi media yang dikonsumsi paling banyak oleh publik. Bahkan menurut pengamat politik Hanta Yuda pada tayangan Metro TV (30/ 2013) televisi masih memegang peranan penting dalam mengubah opini masyarakat. Namun lambat laun, peran televisi tersebut berjalan beriringan dengan tingkat penetrasi internet yang progresif, media sosial yang diaplikasikan dalam bentuk mobile internet (gadget) mulai merangkak sedikit demi sedikit dan memiliki kedudukan signifikan untuk mempengaruhi khalayak. Menurut Biagi (2010:13) internet memegang 73 % konsumen media massa. 

Jika melihat banyak kasus, informasi-informasi yang disajikan media massa tidak sedikit yang pada awalnya diangkat oleh media sosial. Beberapa tahun lalu Kasus Prita Mulyasari berangkat dari dukungan para jurnalis warga di Media Jejaring Sosial, kasus AAL yang telah berbulan-bulan menyanderanya sebagai korban kesewenang-wenangan hukum juga didorong oleh kampanye media sosial, berita pelarangan peredaran Indomie juga pada awalnya diangkat oleh Media Sosial. Contoh-contoh kasus tersebut menunjukan bagaimana terpaan komunikasi melalui media sosial berpengaruh terhadap psikologi Publik lalu diangkat oleh media massa konvensional, baik elektronik ataupun cetak.

Contoh di atas hanya sebagian kecil dari kasus-kasus yang tidak pernah terakses oleh media massa konvensional namun pada akhirnya dapat diinformasikan oleh para jurnalis warga melalui media sosial. Para pelaku mainstream media pada akhirnya dapat mengakses informasi tersebut melalui informasi-informasi media sosial. Bahkan beberapa media konvensional menjadikan warga sebagai jurnalisnya atau sumber informasi, seperti elshinta, wideshot Metro TV, liputan6.com, Kompas.com melalui Kompasiana.com. Melalui para pelaku jurnalis warga, jurnalis mainstream media dapat mengakses sumber-sumber berita yang tidak dapat diakses oleh wartawan professional karena jumlahnya terbatas. Sifatnya yang interaktif dari media  (jejaring) sosial dimanfaatkan oleh pelaku bisnis melalui perantara Public Relations. Melalui media sosial, para praktisi Public Relations dapat berkomunikasi secara langsung dengan publiknya. Begitupun Publik dapat dengan mudah mendapatkan informasi langsung dengan pihak perusahaan. Adanya komunikasi interaktif ini menjadi potensi yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan untuk membangun saling pengertian dengan publiknya.

Media Sosial, Alat Komunikasi Humas di Era Digital
Kehadiran Internet membawa perubahan besar pada cara berkomunikasi manusia atau perusahaan. Sifatnya yang mobilable, anytime, dan everywhere menjadikan internet sebagai media yang sangat digandrungi oleh mereka yang melek media. Salah satu aplikasi dalam internet yaitu media sosial menjadi aplikasi popular dalam perkembangan internet. Melalui media sosial, setiap orang bisa mendapatkan informasi, berkomunikasi kapan saja dan dimana saja. 

Media sosial (Zarela, 2011:2) mempunyai banyak bentuk. Bentuk yang paling popular yaitu blog, mikroblog (twitter), jejaring sosial (facebook, LinkedIn, G+), media-sharing (YouTube, Flickr), situs sosial bookmark, situs voting (digg, reddit), situs review (Yelp), forum, dan dunia virtual (second life).

Dalam catatan Dan Zarela (2011, 5), beberapa perusahaan dan individu telah memanfaatkan kehadiran media social diantaranya adalah IBM, sebuah perusahaan komputer yang memiliki 100 blog yang berbeda, dua belas pulau di Second Life, beberapa akun twitter resmi, dan sebuah forum terkenal yang dinamakan developerWorks. IMB juga mempublikasikan serial machinima (sebuah film kartun) di Youtube, dan mempekerjakan beberapa orang untuk mengunggah di SlideShare. Begitu juga kompetitornya, Dell. Ia memanfaatkan kekuatan media sosial dengan situsnya yang luar biasa popular, IdeaStorm. Di situs ini, para pengguna menuliskan ide-ide untuk membuat produk-produk baru dan juga saran-saran untuk perbaikan, memberikan suara dalam jajak pendapat tentang suatu produk, dan menyampaikan komentar.

Individu juga telah mulai berkomunikasi secara langsung dengan Publik melalui media sosial. Obama, Presiden Amerika Serikat menjadi pelopor politisi yang memanfaatkan kehadiran media sosial tersebut. Dalam banyak buku tentang dunia maya, Obama selalu dijadikan sebagai contoh dalam penggunaan media sosial oleh seorang politisi. Komunikasi yang dibangun Obama dengan partisipannya banyak menginspirasi politisi di Indonesia.

Salah satu politisi yang berhasil membangun komunikasi melalui media sosial adalah Obama dan Ahmad Heryawan. Jauh-jauh hari sebelum pemilihan Gubernur 2013, Ahmad Heryawan telah memiliki sebuah media baik blog, microblog, ataupun jejaring sosial. Bahkan selama masa kampanye, seperti dirilis oleh www.PoliticaWave.com, Ahmad Heryawan menjadi calon paling popular yang banyak disebut oleh audiensnya. Secara berkala hasil analisis team politicalwave dipublikasikan melaui Harian Umum Pikiran Rakyat pada masa-masa (menjelang) kampanye. Popularitas dan bentuk komunikasi yang dilakukan oleh Ahmad Heryawan berbanding lurus dengan kemenangan yang diraihnya. Ahmad Heryawan, ataupun politisi lain yang menggunakan media sosial sebagai alat komunikasi, sesungguhnya telah menjalankan fungsi humas bagi dirinya sendiri. 

Karakteristik Komunikasi Melalui Media Sosial
Karakteristik yang dimiliki oleh media sosial berbeda dengan media massa tradisional. Dengan tingkat keterjangkauan yang besar serta tidak terhalang oleh ruang dan waktu. Media sosial memiliki banyak kelebihan. Kelebihan ini sebagian karena karakteristik media sosial sebagai media yang berada dalam ruang digital. Mengadaptasi dari Nasrullah (2012: 72) Media sosial sebagai media baru (new media) memiliki karakteristik sebagai berikut:

a. Network. Terhubung dengan jaringan yang tidak terbatas pada satu wilayah geografis. Melalui media sosial, Publik Relation dapat terhubung tanpa terhalang oleh ruang dan waktu selama Publik terkoneksi dengan jaringan internet. Melalui media sosial, pihak perusahaan/ lembaga dapat selalu terkoneksi dengan publiknya.
b. Information. Sifatnya yang multimedia, Publik relation dapat menyampaikan informasi secara cepat dalam berbagai bentuk, baik teks, foto, audio, atau pun bentuk adio visual dan teks secara bersamaan. Melalui media sosial, pihak Public Relations dapat dengan cepat dan melakukan pembaharuan penyampaian informasi. Di samping itu, saat menyampaikan informasi dapat langsung berinteraksi dengan publiknya secara langsung.
c. Interface. Merupakan perangkat penerjemah saat berhubungan melalui computer. Melalui karakter ini Public Relations dapat mencitrakan diri dan perusahaannya semaksimal mungkin.  
d. Archive. File dan berbagai dokumen infotmatif yang pernah dipublikasikan di media sosial dapat tersimpan walaupun sudah bertahun-tahun selama servernya masih berfungsi. Hal ini memungkinkan Publik dapat mengakses berbagai informasi masa lalu yang masih dibutuhkan.
e. Interactivity. Mendorong pelaku media sosial untuk berkomunikasi secara interaktif. Public Relations yang menjadikan media sosial sebagai alat komunikasi dapat berinteraksi dengan publiknya untuk membangun saling pengertian secara langsung secara intensif. 
f. Simulation. Melalui media sosial, Public Relations dapat melakukan rekayasa positif dengan maksimal bagaimana mencitrakan perusahaan, baik melalui teks, grafis, ataupun audio visual. 

Memanfaatkan Media Sosial, Belajar dari Berbagai Brand
Tahun 2002-2007, eksistensi Friendster.com sebagai situs pertemanan sangat popular di kalangan remaja dan anak muda. Popularitasnya menarik beberapa Brand untuk memajang iklannya. Namun saat Friendster akan tenggelam tahun 2006, Brand-brand tersebut sudah mulai melirik website sebagai media sosialisasinya. Menurut hasil penelitian Stratego, perusahaan consulting brand, tahun 2007-2009, perusahaan mulai melakukan Branding melalui aplikasi flash yang dikirimkan melalui email konsumennya (direct mail). Rentang waktu itu pula mulai popular bagaimana manusia digital gandrung terhadap weblog/ diary digital sehingga tahun 2007-2010 tersebut menjadi momentum festival, kopi darat, atau pesta para blogger di Indonesia. Trend media sosial tersebut diikuti oleh pelaku usaha yang mengikuti jejak para blogger untuk menyelenggarakan kopi darat dengan para pelaku usaha untuk melakukan branding melalui media sosial.

Branding melalui kopi darat blogger ini pernah dilakukan oleh Telkomsel melalui kampus-kampus, dan bagaimana Telkomsel menjaring sivitas kampus tersebut melalui jejaring sosial facebook. Tahun 2011, Pocari Sweat membuat program storytelling bersama pelanggannya melalui microblogging twitter. Saat itu Pocari Sweat sempat menjadi trending topic. Menurut hasil pengamatan Stratego, sejak November 2011 kampanye melalui media sosial dilakukan lebih canggih lagi. Fanpage menjadi salah satu ukuran ekuitas merek. Bahkan Mizone menyelenggarakan program storytelling dengan mengusung tema “Aku dan Media Sosialku”. Pocari Sweat, melalui hashtag #SayadanPocariSweat sempat menjadi trending topic Indonesia pada twitter.

Mulai tahun tersebut, setiap perusahaan/ brand memiliki akun di berbagai media sosial, mulai dari facebook, twitter, LinkedIn, googleplus, pinterest, flickr, dan media sosial lainnya yang sejenis. Konten media sosial, menurut pandangan stratego menjadi sangat penting di era digital tersebut, bahkan setiap hashtag yang ditulis menjadi bagian dari kampanye. Berbagai jenis kampanye dengan melibatkan pelanggannya seperti bagaimana pelanggan bisa berbagi cerita dan pengalaman menggunakan produk. Untuk mengukur tingkat respon dari pelanggan setiap media sosial memiliki pengukuran yang berbeda mulai dari pageview, subscribe, pengguna hashtag, videoview, likers, jumlah pertemanan/ fans, follower, komentar, pemberi peringkat.

Penggunaan komunikasi melalui media sosial banyak dilakukan oleh Brand-brand multinasional. Saat promosi X5, pada tahun 2010, Nokia menggunakan popularitas Shinta Jojo di Youtube, Nokia membangun media sosial untuk mempromosikan secara halus produknya tersebut. LG menyelenggarakan program “the cup of faith” saat ramadhan melalui hashtag twitter. Provider sekelas indosat, XL, Smartfrend, Telkomsel kini membuka layanan pelanggan (customer care) melalui microblogging twitter. Setiap pelanggan bisa berkonsultasi, menyampaikan unek-unek dan keluhan melalui akun-akunnya tersebut. Melalui customer care media sosial, pelanggan bisa langsung berkomunikasi dengan pihak perusahaan dengan mudah, cepat, dan murah.

Seperti dicontohkan di atas, era New Media telah mengubah cara berkomunikasi dan berperilaku masyarakat, baik individu ataupun kelompok, baik formal ataupun nonformal. Memasuki tahun 2013, penetrasi komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan gencar dilakukan melalui facebook dan twitter. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Stratego, penggunaan kedua media sosial tersebut paling dominan dibandingkan dengan media sosial lainnya. Melalui facebook, beberapa brand membuat aplikasinya tersendiri untuk kampanye yang dilakukan. Tidak hanya Brand, seseorang yang bukan siapa-siapa dapat melakukan personal branding, kasus Shinta Jojo, Briptu Norman, atau Tegar sang Pengamen menjadi contoh nyata bagaimana Media Sosial juga bisa dijadikan sebagai media personal branding. Gara-gara sering memposting foto-fotonya di akunnya seorang yang bernama Sherly A. Novilinda dijadikan sebagai cover majalah pria. Bukan hanya pihak swasta dan individu, perusahaan pemerintah pun (BUMN) mulai melirik media sosial sebagai sarana berkomunikasi dengan publiknya, seperti dilakukan oleh PLN. Dengan slogan, PLN bersih No Suap, PLN membuka akun @pln_123. Melalui media sosial, pelanggan juga dapat menyampaikan keluhan dan kekecewaannya terhadap Brand. 

Sebagai media baru yang sedang naik daun, kini tersedia aplikasi untuk mengukur tingkat ekuitas merk tertentu. Seperti yang dilakukan oleh sosialbaker. Situs ini dapat menganalisis tingkat penetrasi dan ekuitas merk. Sejauh mana suatu merk memiliki reputasi dihadapan publiknya. Bukan hanya dari besarnya jumlah follower, jumlah likers, pageview, komentar, dan lain sebagainya. Namun juga tingkat respon yang dilakukan oleh pemilik brand.

Memasuki bulan April 2013, Presiden Republik Indonesia pun mulai melakukan apa yang disebut oleh pengguna media sosial sebagai twiplomasi. Dalam beberapa minggu akun twitternya sudah dikuti oleh jutaan follower, melebihi follower Perdana Menteri Malaysia.  Selain sebagai media diplomasi, melalui twitter, Presiden melakukan personal branding. Presiden disambut oleh para koleganya Aburizal Bakri, Boediono, termasuk menantunya Annisa Pohan. Apa yang dilakukan oleh Presiden SBY tersebut relative telat karena para menterinya telah lebih dahulu ngetwit seperti yang dilakukan oleh Dahlan Iskan yang selalu berinteraksi dengan masyarakat.

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan melalui media sosial, tidak hanya sebatas Komunikasi Pemasaran, sosialisasi produk, ataupun corporate/ personal branding, juga program-program Public Relations secara luas, misalnya yang dilakukan oleh PT. LG Electronik Indonesia. Brand elektronik yang sedang naik daun tersebut bersaing bersama brand-brand lain yang lahir terlebih dahulu. Program LG yang diluncurkan tersebut adalah LG Nutri Fridge. 

Menurut situs mix.co.id, melalui situs jejaring sosial Facebook, LG mengundang publik untuk berpartisipasi memberikan dukungannya terhadap perbaikan gizi anak Indonesia. Cukup membuka alamat www.facebook.com/lglovesindonesia, calon partisipan akan menemukan ikon LG Nutri Fridge untuk dipilih sebagai konfirmasi keikutsertaannya.

Masih menurut www.mix.co.id, dalam fanpagenya tersebut, LG mengajak partisipan bermain secara interaktif tentang informasi mengenai pengetahuan akan kecukupan gizi. Partisipan juga diundang untuk memilih berbagai bahan makanan yang tersedia di sana dan menata pada lemari es yang berada tepat di sebelahnya. Untuk setiap ikon yang dipilih, layar akan menampilkan informasi kandungan nutrisi yang terdapat dari masing-masing bahan makanan tersebut.

Melalui cara interaktif ini, partisipan dengan mudah memahami kandungan gizi dari masing-masing bahan makanan tersebut. Seperti  ditulis oleh www.mix.co.id yang mengutip pernyataan Marketing Director, mengatakan bahwa harapannya agar masyarakat dapat mengaplikasikan gizi dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, pihak LG pun melibatkan ahli gizi untuk menyelenggarakan program CSR melalui media digital tersebut. Melalui program tersebut, LG akan mendistribusikan bahan makanan segar dan interaktif selama enam bulan berturut-turut ke panti asuhan. LG juga menjaring 1040 partisipannya melalui twitter (mix.co.id).

Untuk memperkenalkan fitur QuickMemo dalam gadgetnya, Agustus tahun lalu PT. LG pun menggelar event “LG QuickMemo”. Menurut situs mix.co.id, program tersebut dikemas dalam bentuk kompetisi media sosial. Program tersebut memberikan kesempatan bagi konsumen untuk berkreasi dan berbagi pesan positif lewat aplikasi khusus yang dibenamkan dalam fanpage LG Mobile Indonesia dan menghadiahi pemenang dengan LG Optimus 4X. Namun sebelum memulai kompetisi, pihak LG Mobile Indonesia mengharuskan memberikan like pada fanpage LG Mobile Indonesia dalam Facebook.

Kini kegiatan-kegiatan utama Public Relations dapat dilakukan melalui media sosial. Termasuk juga untuk kegiatan media relations. Sebagai salah satu fungsi dari Public Relations, perusahaan dapat menggunakan media sosial sebagai media relations. Melalui sebuah akun media sosial, pihak peruhsaan dapat melakukan hubungan yang baik dengan media secara interaktif. Bulan Maret lalu, saat Smartfren mengalami masalah koneksi internet karena jaringannya yang terganggu, beberapa media menjadikan informasi yang disampaikan melalui akun media sosialnya sebagai informasi yang diteruskan ke Publik. Lebih jauh pihak media ataupun lembaga yang berkepentingan dapat menjelaskan lebih lanjut. Seperti dilakukan oleh Kompas.com, pihak media menjadikan informasi dan keluhan konsumen melalui akun sebagai berita terpercaya. Melalui akun media sosial, pihak media dapat mendapatkan penjelasan begitupun konsumen dapat secara langsung mendapatkan informasi melalui akun perusahaan yang tersedia.

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pihak Public Relations perusahaan melalui media sosial di masa mendatang menjadi keniscayaan, apalagi pengguna internet di Indonesia semakin bertumbuh. Ini juga ditunjukan dengan progresivitas pemerintah untuk membangun jaringan internet hingga tingkat kecamatan di seluruh Indonesia pada tahun 2014. Program pemerintah yang sudah dimulai sejak tahun 2011 tersebut kita kenal dengan MPLIK (Mobil Pusat Layanan Internet Kecamatan) menjadi landasan kuat bagi perusahaan agar secara kreatif menyelenggarakan program dan kegiatannya melalui media digital (new media). Apalagi pihak pemerintah berniat untuk memapankan program egovernment. 

Epilog
Pertumbuhan pengguna internet yang terus merangkak hingga 87 % pada tahun 2012 serta penetrasi layanan internet ke setiap kecamatan, menjadi peluang bagi organisasi bisnis untuk menjangkau konsumennya tanpa terhalang oleh jarak. Konsumen yang tersebar di seluruh pelosok Indonesia dapat dijangkau dengan media digital. Ini menjadi potensi besar bagi organisasi bisnis untuk mempromosikan, menyosialisasikan program, branding, atau menjaring peserta dalam penyelenggaraan event. Bahkan melalui media digital, perusahaan dapat melakukan media relations. Semua kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan Publik eksternal ataupun internal dapat dilakukan melalui media sosial. Kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan Brand-brand local, regional ataupun global menjadi pelajaran penting bahwa media sosial dapat dimanfaatkan untuk berbagai program. Kegiatan tersebut, tidak hanya sebatas memiliki akun dan berteman dengan banyak anggota namun juga harus kreatif dalam menciptakan program untuk membangun saling pengertian agar reputasi perusahaan semakin baik.

Daftar Pustaka
Kasali, Rhenald. 2011. Cracker Zone. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Damastuti, Sri. 2012. Media Relations. Jakarta: Penerbit Andi
Agung Wasesa, Silih dan Macnamara, Jim. 2010 (cet 3). Strategi Public Relations. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
A. Christakis, Nicholas. & H. Flower, James. 2010. Connected, Dahsyatnya Kekuatan Jejaring Sosial Mengubah Hidup Kita. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Nova, Firsan. 2009. Crisis Public Relations, Bagaimana PR menangani krisis Perusahaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Ruslan, Rosady. 2010 (cet 10). Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi, Konsep dan Aplikasi. Jakarta: Rajawali Pers.
Zarela, Dan. 2011. The Social Media Marketing Book. Jakarta: Serambi.
Nasrullah, Rulli. 2012. Komunikasi Antarbudaya di Era Budaya Siber. Jakarta: Kencana Prenada Media
http://techno.okezone.com/read/2013/04/10/55/789130/redirect diunduh 26 April 2013
http://wartaekonomi.co.id/berita8752/89-pengguna-internet-indonesia-menggunakan-mobile.html diunduh 26 April 2013
http://www.tempo.co/read/news/2013/03/12/173466522 diunduh 26 April 2013 
ttp://mix.co.id/digital-activation/lg-nutri-fridge-program-csr-via-digital/ diunduh 18/ April/ 2013
http://mix.co.id/marketing-update/luncurkan-all-new-focus-ford-jajaki-kampanye-lewat-sosial-media/ diunduh 18/ April/ 2013
www.politicalwave.com
presentasi stratego yang diunggah melalui www.slideshare.com


Post a Comment for "Mengoptimalkan Humas Melalui Media Sosial"