Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Syarat Penentu Nilai Berita


Materi Sebelumnya : Hartanya Para Jurnalis


Nilai sebuah berita di tentukan oleh seberapa jauh syarat-syarat tertentu yang harus di penuhinya. Syarat-yarat tersebutlah yang menjadi ukuran penting tidaknya sebuah berita.
Unsur-Unsur Berita
Baik dalam kepustakaan dan pengajaran jurnalistik maupun dalam praktiknya, terdapat perbedaan pandangan dalam menentukan sifat atau cirri sebuah berita. Ada yang menekankan segi unsur yang harus di kandung sebuah berita, ada yang menekankan segi sifatnya, dan ada pula yang menekankan cirri-cirinya.
Muncul formulasi yang menyebutkan bahwa cirri yang harus dimiliki sebuah berita mencakup:
1.       Accuracy: akurat, cermat, dan teliti
2.       Universality: berlaku umum
3.       Fairness: jujur dan adil
4.       Humanity: nilai kemanusiaan
5.       Immediate: segera
Ada pula yang mengatakan bahwa untuk menilai apakah suatu kejadian memiliki nilai berita atau tidak, reporter harus bisa melihat unsur-unsur sebagai berikut.
1.       Penting (significance): mempunyai pengaruh yang besar terhadap kehidupan orang banyak atau kejadiannya mempunyai akibat atau dampak yang luas terhadap kehidupan khalayak pembaca.
2.       Besaran (magnitude): sesuatu yang besar dari segi jumlah, nilai, atau angka yang besar hitungannya sehingga pasti menjadi sesuatu yang berarti dan untuk di ketahui oleh orang banyak.
3.       Kebaruan (timeliness): memuat peristiwa yang baru saja terjadi. Karena kejadiannya belum lama, hal ini menjadi aktual atau masih hanagat di bicarakan umum. Aktual (terkini) berkaitan dengan tengat waktu bahwa kejadian tersebut bukan berita basi atau terlambat memenuhi waktu pemuatan yang sudah di tetapkan pemimpin redaksi.
4.       Kedekatan (proximity): memiliki kedekatan jarak (geografis) ataupun emosional dengan pembaca. Termasuk kedekatan karena profesi, minat, bakat, hobi, dan perhatian pembaca. Sebagai contoh, seorang staf medis di rumah sakit tentu akan langsung tertarik pada berita-berita mengenai kenaikan harga obat atau masalah-masalah kesehatan yang lainnya.
5.       Ketermukaan (prominence): hal-hl yang mencuat dari diri seseorang atau sesuatu benda, tempat, atau kejadian.
6.       Sentuhan manusiawi (human interest): sesuatu yang menyentuh rasa kmanusiaan, mengugah hati, dan minat.
Sebuah berita sangat terikat oleh waktu. Waktu sangat mempengaruhi aktualitas sebuah berita sebab berita haruslah menyangkut hal yang baru terjadinya (timliness) dan actual (terkini). Untuk itu, diperlukan kecepatan. Karena terikat waktu, pekerjaan membuat berita menjadi pekerjaanyang sangat tergesa-gesa, serba cepat, dan segera (immediate).
Agar tidak ketinggalan tenggat waktu (deadline) yang telah di tetapkan oleh pemimpin redaksi, wartawan harus bekerja seperti sastrawan yang cermat memilih kata, ungkapan dan frasa meski dalam suasana yang trhimpit waktu. Aktualitas sebgai taruhannya.
Akan tetapi tidak menutup kemungkinan berita yang sudah lama menjadi haru kembali (aktualisasi) tergantung dari kepandaian wartawan. Jadi, sebenarnya bagi wartawan tidk ada kata berita basi, elama mau menekuni tugas sebagai pencari informasi.
Jarak (proximity)
Faktor jauh dekatnya jarak antara tempat terjadinya peristiwa dengan penikmat berita mempengaruhi daya tarik atau nilai sebuah berita.
Jarak juga bukan hanya dalam arti fisik geografis, tetapi dapat pula dalam hal minat, bakat, dan profesi. Peristiwa-peristiwa mengenai kejahatan dan peradilan tentu lebih menarik hati orang-orang atau penegak hokum.
Cuatan (prominence)
Terjemahan istilah yang lebih tepat, lugas, ringkas, mudah diingat, dan cerdas untuk kata prominence dalam bahasa Indonesia sebenarnya adalah “cuatan”, bukan “ketermukaan”. Nilai sebuah berita juga sangat di tentukan oleh cuatan atau hal yang ulung pada diri seseorang, benda, tempat, serta peristiwa. Dalam hal ini berlaku istilah “name makes news”. Suatu peristiwa yang menyangkut orang terkenal atau sesuatu yang dikenal masyarakat merupakan erita penting untuk diketahui oleh pembaca.
Dalam kaitan ini juga batasan berita ari Charle A. Dana, seperti yang dikutip, tentang anjing yang menggigit manusia bukanlah sebuah berita ternyata masih bisa di perdebatkan kebenarannya.
Daya Tarik Kemanusiaan (human interest)
Brita juga dapat menyangkut hal yang memiliki daya tarik kemanusiaan atau sentuhan manusiawi semakin tinggi daya tarik kemanusiaan sebuah berita, maka semakin tinggi pula nilai berita tersebut. Sesuatu yang menyentuh dan sangat mengugah rasa kemanusiaan seseorang menambah nilai sebuah berita. Nilai sebuah berita akan bertambah tinggi jika unsure human interest ini dikelola dengan tepat seorang gubernur yang sering kali berjalan kaki ke kantor bisa jai menarik untuk dijadikan bahan pemberitaan.
Bahkan berita tentang nasib seekor ula sanca di kebun binatang yang seang sakit keras dalam satu bualan terakhir juga dapat menarik perhatian pembaca jika di laporkan dengan gaya bahasa yang menyentuh. Jadi pemberitaan yang mengundang rasa simpati tidak elamanya tentang manusia.
Akibat (konsequence)
Nilai berita juga banyak ditentukan oleh pengaruh, akibat, dan dampak yang mugkin dapat di timbulkannya terhadap masyarakat luas. Dampaknya dalam kehidupan politik, social, dan ekonomi merupakan hala yang patut diperhitungkan oleh setiap wartawan dalam memperoleh ebuah berita. Berita-berita mengenai penyalah gunaan jabatan atau korupsi, kenaikan harga beras, atau kenaikan gaji PNS emuanya mempunyai dampak langsung bagi kehidupan warga di suatu Negara.
Nilai Berita di Lihat dari Berbagai Perspektif
Sebuah berita layaak diangkat sebagai berita karena ia di pandang memiliki nilai berita(news falue). Semakin tinggi nilai beritanya semakin layak ia diangkat ebagai berita menarik tidaknya sebuah kejadian atau peristiwa untuk di angkat sebagai berita akan sangat bergantung pada berbagai faktor.
Peristiwa-peristiwa dan situasi-situasi tertentu bisa dipandang sebagai layak berita newsworthy kaena umumnya hal tersebut memiliki karakteristik seperti brikut ini.
Dari Perspektif Surat Kabar
Dari perspektif surat kabar sebuah berita itu dianggap layak berita atau memiliki nilai
Bagi seorang wartawan, berita bisa muncul paling tidak, karena dua hal. Pertama, karena sebuah peristiwa atau kejadian yang memiliki nilai berita, entah karena keluar biaaannya, keunikannya, dampaknya, entah karena faktor daya tarik lainnya. Kedua, karena ide atau pendapat super brilian ari seorang tokoh penting tentang sesuatu yang sangat berguna bagi suatu kemaslahatan.
Berita karena ia memiliki ciri-ciri seperti:
1.       Berita itu tidak biasa (unusual)
2.       Berita itu baru (new)
3.       Berita itu menginformasikandan menjelaskan dengan cepat (quickly infoms and explains)
4.       Berita itu memiliki daya tarik yang luas dan umum (a broad, general appeal)
5.       Berita itu local (local)
6.       Berita itu memiliki dampak (impact)
7.       Berita itu menarik (interesting)
8.       Berita itu tepat pada waktunya (timely)
9.       Berita itu ekat (nearby)
10.   Berita itu informasi (information)
11.   Berita itu konflik (conflict)
12.   Berita itu tentang manusia (about people)
13.   Berita itu melibatkan orang terkenal (prominent people)
14.   Berita itu mengejutkan (suprising)
Perspektif Majalah
Dari perspektif majalah berita memiliki cirri-ciri:
1.       Berita khusus untuk kepentingan majalah
2.       Berita itu melibatkan orang terkenal
3.       Berita itu menghibur selain menginformasikan dan menjelaskan.
Perspektif Broadcast
 Dari perspektif broadcast (terutama televisi), berita memiliki cirri-ciri :
1.       Berita itu visual.
2.       Berita itu hidup (live).
3.       Berita itu local (nasional dan/internasional bagi berita jaringan).
4.       Berita itu personal.
5.       Berita itu tidak biasa
6.       Berita itu melibatkan orang terkenal (prominent people).


1 comment for "Syarat Penentu Nilai Berita"

  1. review film : http://kelincihidupdimanasaja.blogspot.co.id/2016/12/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html

    ReplyDelete

Terima kasih telah berkunjung, tunggu kunjungan balik saya ya...