Memburu Basuri hingga Situ Gede
![]() |
Menikmati pemandangan hijau Situ Gede Tasikmalaya (dok. abahraka.com) |
Bis Basuri Om Tolelot Om
Beberapa tahun belakangan, Bis dengan klakson
berirama seringkali menjadi buruan anak-anak usia SD hingga awal remaja. Di
jalan-jalan raya, mereka selalu antusias menunggu bis lewat. Kamera di tangan
sudah siap merekam, Telolet...telolet.....
Jika bis tidak mengeluarkan
suara, kadang mereka berteriak, “Om tolelot Om”….Klakson terompet berirama
tersebut populer disebut Basuri.
Anak-anak tahu, mana bis yang
memasang terompet Basuri dan mana yang tidak memasang. Jadi jika mereka
berteriak “Om Tolelot Om” karena mereka tahu bisnya memasang terompet Basuri.
Setahun terakhir, beberapa daerah
melarang penggunaan Klakson Basuri. Bahkan daerah tertentu memasang spanduk
pelarangan, karena terompet Basuri cukup mengganggu dengan tekanan bunyinya
yang nyaring. Namun tetap tidak menyurutkan antusiasme pengguna dan penikmatnya
sekaligus. Bahkan popularitas tersebut berdampak juga penggunaannya pada mobil
penumpang biasa.
Dalam satu tayangan, bahkan ada
satu kendaraan penumpang yang sengaja menjadikanya sebagai kendaraan wisata.
Anak-anak naik mobil tersebut hanya untuk menikmati lagu terompetnya.
Uniknya Perahu Basuri
![]() |
Anak-anak hepi, orang tua bahagia (dok. abahraka.com) |
Nah, di Kota Tasikmalaya, cukup unik, penggunaan Klakson Trompet tersebut digunakan pada perahu wisata di Situ Gede Kota.
Adalah anak sulung saya dan
adiknya pada akhir liburan semester tahun lalu (2024) meminta saya untuk berwisata
ke Situ Gede. Saya juga bertanya-tanya dan darimana anak-anak tahu ada Situ
Gede di Tasikmalaya, saya pun baru tahu. Justeru anak-anak lebih dahulu tahu.
Keinginannya itu tampak janggal,
karena biasanya anak-anak jika meminta pergi, jika tidak ke kolam renang,
pilihan lainnya adalah Pantai sekitar yang dekat.
Wisata danau sendiri tidak terlalu popular bagi
anak-anak, kecuali ada perahu bebek yang menarik. Telisik punya telisik,
ternyata anak-anak mengetahuinya dari Tiktok. Sejumlah perahu di Situ Gede
menggunakan terompet Basuri sebagai daya tarik pengunjung untuk menggunakan
jasanya.
Perjalanan Menuju Situ Gede Tasikmalaya
Sebelum libur semester berakhir, saya berangkat
ke Situ Gede Tasikmalaya. Titik berangkatnya sendiri dari Garut. Karena
kebetulan sedang berkunjung ke rumah orang tua. Kami angkut juga ponakan yang
seusia anak-anak agar tambah seru. Seru-seruan buat anak-anak tentunya.
Apalah arti orang tua jika
anak-anaknya tidak senang. Walaupun jauh, 3 jam perjalanan dari Bandung, saya
tetap mengusahakan. Karena titik berangkat kami dari Garut, maka sudah setengah
perjalanan. Sehingga waktu tempuh jadi lebih singkat.
Walaupun niat berangkat pagi-pagi
jam 07.00, tapi dengan persiapan anak-anak, pukul 09.00 baru memulai perjalanan.
Jalur yang saya gunakan adalah jalur Salawu Singaparna. Karena jalur tersebut
relatif lebih dekat dibandingkan menggunakan jalur Ciawi.
Jalur Salawu – Singaparna sudah
sangat baik, tidak jauh dengan jalur Ciawi. Sebagaimana halnya jalur utama, Jalannya
pun sudah full hotmiks.
Selama perjalanan kami disuguhi
oleh pemandangan yang asri, asli, dan hijau. Jalannya tidak securam Gentong.
Walaupun lebih kecil, tidak terlalu padat lalu lintasnya.
Jalur ini juga menjadi jalan
utama menuju kampung Adat Kampung Naga yang pada kesempatan berbeda saya
mengunjunginya. Mungkin di feature lain akan yang tulis juga tentang kunjungan
ke Kampung Nagar.
Sungai dengan bebatuan dan kaya
akan air mengalir cukup deras di bawah tebing berpohon besar-besar. Terasa sejuk.
Jika pun melewati jalan curam, namun lalu
lintas cukup lengang. Walaupun sesekali ada truk, tapi saya tidak menemukan
tronton atau Fuso yang seringkali cukup melambat saat beriringan. Sehingga
perjalanan relatif bisa lebih cepat.
Setelah melewati Singaparna, kurang lebih 30
menit akhirnya sampai kota Tasikmalaya dan ternyata tidak terlalu jauh dari
Singaparna.
Kurang lebih pukul 11.00 sudah
sampai di Lokasi. Perjalanan dua jam melalui jalur Garut Singaparna Tasikmalaya
tidak terasa, karena disuguhi oleh pemandangan yang memanjakan mata.
Kuliner Situ Gede Tasikmalaya
![]() |
Ayam Bakar untuk anak-anak dan Nila Bakar untuk orang tua (dok. abahraka.com) |
Sesampai di lokasi, kami menyarankan anak-anak tidak langsung naik perahu, namun makan terlebih dahulu, agar setelah perut terisi mereka tidak lapar di tengah danau. Apalagi waktu sudah menjelang Dzuhur.
Kami berleha-leha terlebih dahulu
di Gazebo yang disediakan oleh warung makan di Pinggir Danau. Sambil menikmati
pemandangan sekitar.
Saya meminta daftar menu. Harganya sangat bersahabat. Ikan Nila
Bakar, Ayam Bakar, Lalapan, dan Jengkol menjadi menu utama yang saya
pesan.
Minumnya, selain kami membiasakan
diri membawa tumbler, kami juga memesan es jeruk peras. Cuaca cukup panas, Karena walaupun berada di
dekat situ, saat itu cuaca melebihi 30o-31o
Anak-anak tidak fokus makan,
sesekali nengok ke area terminal perahu. Karena sejak beberapa hari lalu telah
janjian dengan pemiliknya. Saya minta ke anak-anak, fokus dulu makan. Perahunya
tidak akan kemana-mana.
Adzan pun berkumandang, saya ajak
anak-anak untuk menunaikan dulu kewajiban sebelum naik perahu Basuri.
Setelah sholat, anak-anak
bringsut dan langsung menemukan perahu Basuri yang sudah tektokan via WA. Tidak
sulit bagi anak-anak untuk menemukan perahunya, karena setiap perahu memiliki
identitas berbeda-beda. Dan langsung menunjuk, “Itu Bah perahunya,” sambil
mengajak anggota keluarga yang lain, “Hayu!!
Berkeliling Danau dengan Perahu
Basuri Situ Gede Tasikmalaya
![]() |
Anak-anak menunggu simulasi Basuri |
Saya pun mengikuti keman anak-anak pergi dan akhirnya menaiki perahu yang sudah dibooking sejak beberapa hari lalu tersebut.
Bagi saya, tentu bukan perkara menikmati
terompet Basuri, yang suaranya cukup nyaring dan kadang mengganggu, tapi membersamai
anak-anak yang paling penting.
Situ Gede menawarkan pesona alam yang asri dan
asli. Pemandangan sekelilingnya memanjakan mata siapa saja yang berkunjung. Tidak
ada satu area pun yang tidak hijau, kecuali area parkir dan gazebo.
Gazebo yang menjadi transit bagi
pelancong merupakan tempat beristirahat sekaligus bagi yang ingin mengisi perutnya.
Pengunjung bisa beristirahat
sambil menikmati hidangan sekaligus pemandangan.
Saat perahu melewati sebuah pulau kecil,
pengemudi perahu bercerita, bahwa di pulau tersebut terdapat makam leluhur penyebar
Islam, Eyang Prabudilaya. Eyang Prabudilaya merupakan keturunan Kerajaan
Sumedang Larang. Ia ditemani oleh dua orang pengawalnya yang sama-sama
dikuburkan di Pulau Situ Gede.
Pengemudi menawarkan, jika ingin berkunjung ke
makam, ia bisa menunggu tanpa membayar biaya tambahan.
Saat saya bertanya, apakah banyak pengunjung yang
datang ke makam, menurut masinis perahu tersebut, utamanya pengunjung yang
pergi ke makam adalah yang berziarah.
Saya menolak dengan halus, karena tujuan ke
Situ Gede, bukan untuk ziarah. Dan saya pun baru tahu jika ada tokoh penyebar
Islam yang dimakamkan di Situ Gede. Sehingga cukup membuat saya
tertarik.
Setelah berkeliling, perahu
mengarah kembali ke terminal pemberhentian. Saat sudah melawai makam,
pemandangan selanjutnya tidak kalah memesonanya dengan pemandangan saat
berangkat. Karena saat berangkat, perahu mengarah ke sisi kanan pulau kecil,
sedangkan saat pulang melewati pulau, perahu sampan berada di sebelah kiri.
Sementara saya dan isteri menikmati
pemandangan sambil memegang dan memperhatikan dua anak yang masih balita, si
bungsu dan ponakan. Anak-anak
Kami pun turun dan kembali ke
Gazebo untuk beristirahat dan melanjutkan istirahat sambil menikmati suasana
danau sekitarnya.
Saat sampai di Gazebo, si Sulung
meminta meminta izin berkeliling satu perahu yang lain. Dengan alasan, lagu
Basurinya berbeda, rupanya ia dan krucil lainnya belum puas. saya izinkan tapi
tidak membawa serta yang balita.
Saya, isteri, dan anak balita pun
kembali ke Gazebo, melanjutkan minum kami yang masih belum menyusut. Sementara
anak-anak kembali berpetualang dengan perahu Basuri.
Tiket Masuk Area Situ Gede Tasikmalaya
Tiket masuk area Situ Gede cukup
murah. Dibandrol dengan harga
Rp5000,-. Sedangkan untuk perahu, langsung memesan tiket ke pengelola
perahunya langsung.
Untuk berkeliling satu putaran
Situ Gede, pengunjung dihargai Rp10.000,- sementara Balita tidak dihitung.
Dengan tiket tersebut, kami bersembilan habis 105000 plus makan sekitara 142.000, Jadi kalau ditotal habis sekitar 300.000 ribu beserta jajan anak-anak. Tapi tentu saja belum termasuk ongkos. Jika ongkos, misalnya besin dihitung Rp.100.000,- maka untuk PP Garut-Tasik kurang lebih habis Rp400.000,-.
Selesai anak berkeliling yang keduakalinya. Kami menikmati hidangan kelapa muda sekitar danau. Kamipun pulang menuju Garut.***[abahraka]
Dah lama banget ga ke Tasikmalaya. Dulu sering impulsif ikut temen pulang kampung ke sana cuma buat kulineran baso tasik Laksana dan nyari bordiran di kampung-kampung.
BalasHapusBtw, seru juga ya bertelolet di danau.
Ini juga karena anak aja sih, karena dari Bandung lumayan jauh, kecuali lewat kalo ke Pangandaran baru lewat Tasik. Beberapa kali ke tasik, ini yang emang niat banget tapi cuma ke Situ Gede aja....
HapusAnak-anak pasti betah nih main ke situ dan naik perahu Basuri ini. Tempatnya enak yaaa, adem ada danaunya. Kalau saya main ke kota Tasikmalaya nanti saya mampir ah kesini😊
BalasHapusBetul teh, ini juga anak-anak sampe pengen dua kali naik Perahu Basuri...
HapusBikin saya makin pengen pulang kampung setelah baca artikel ini. Udah sekian tahun gak ke Tasikmalaya. Enak banget ya tempatnya. Mana makanannya kelihatan menggiurkan
BalasHapusWaaah ternyata mbak Myra dari tasik ya? kirain dari sekitar Jabodetabek gitu...
HapusJadi kangen pulang kampung. Udah sekian tahun gak ke Tasikmalaya. Tempat wisatanya asik banget. Makanannya juga menggiurkan
BalasHapusIya gimanapun kampung halaman itu banyak kenangan, jadi pasti selalu kangen ya...
HapusWah Tasik kan artinya Danau. Situ Gede nama lainnya yakan. Danau jadi rame dong sama suara telolet. Yang mancing moga terhibur.
BalasHapusNah saya justeru baru tau Tasik artinya Danau hehehe, kalo bahasa sundanya ya itu Situ.
HapusMakin seru bagi anak-anak berkeliling dengan perahu yang ada klakson basurinya.
BalasHapusWisata situ Gede di Tasik harus jadi list kunjungan nih kalo nanti main ke Tasik.
Iya betul banget, sampe mau nambah keliling basuri lagi
HapusDulu kalau k Bandung naik kereta pasti lewatin Stasiun Tasikmalaya. Jd bertanya dulu, kapan ya bisa berkunjung ke Tasikmalaya meskipun hanya 1 hari.
BalasHapusWalaupun dekat, saya baru 3 kali ke Tasik, tapi yang benar-benar niat saat mengunjungi Situ Gede, tujuannya memang ke situ sih. Satu kali nginep sama bos, satu kali karena survey, sekalian juga mampir berkunjung ke tempat wisata budaya....
Hapus