Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Menepi di Cantigi

Menepi di Cantigi. Salah satu area permainan, Cantigi Camp. 

Pandemi, membuat hidup setiap orang menyisi. Bukan hanya soal ekonomi, juga emosi dan ketertekanan diri. Jiwa menjadi sepi. Setiap hari bertemu dengan dinding persegi, juga pintu yang seringnya menutupi penghuni.

Bosan iya, jenuh pasti. Keuangan terkurangi. Banyak agenda tertunda tanpa permisi. Karena setiap orang telah memaklumi. Satu kata, karena pandemi.


Minggu pertama Desember tahun 2020 ini, sejak pagi telah bersiap diri. Berniat pergi ke satu area wisata lokal yang sedang populer di Bandung Timur. Batu Kuda Gunung Manglayang.


Walaupun telah dua kali berkunjung ke sini, namun itu dilakukan saat tempat wisata yang lebih pas disebut sebagai hutan pinus ini, mengubah diri sejak beberapa tahun lalu. Sehingga cukup penasaran sekadar mengenali lagi area yang masih satu desa dengan rumah kami.


Menggunakan kuda besi hitam, kami pun beranjak menuju lokasi. Sayang, saat itu jalan menuju area sedang diperbaiki dengan cara dibeton. Akhirnya kami mencari jalan alternatif lain. Setelah tanya-tanya, akhirnya kami mendapati jalan alternatif. Sayang, hujan cukup merapat hingga tidak memungkinkan untuk melanjutkan perjalanan. Daaan kami pun kembali.


Namun teringat, di penghujung libur panjang yang melelahkan, kami pernah mengunjungi satu tempat yang tidak kalah menariknya. Ya, saat itu, Agustus 2020, menjelang penutupan libur sekolah pagi. Mencoba membuka diri, menghirup udara yang lebih hijau dibandingkan tetanaman halaman yang seuprit. Masih berada di kecamatan yang sama. Cileunyi belok kiri atas. Menuju ke arah Timur Bandung. Suatu lokasi yang masih asri dan pepohonan menjulang tinggi. Tempat parkir tertata rapi. Tepatnya berada di daerah Manjah Beureum Cileunyi Wetan. Cantigi Camp namanya.


Cantigi; dari Outbond, Camp, hingga Wisata Keluarga

Menepi di Cantigi. Salah satu area permainan, Cantigi Camp. Perosotan.


Cantigi Camp, dilihat dari namanya merupakan area tempat perkemahan. Di area paling tinggi dan atas terdapat lapangan cukup luas dengan dikelilingi oleh saung-saung yang cukup luas juga. Memang, sepertinya area ini disediakan khusus untuk perkemahan grup.

Namun, dengan kunjungan personal, Cantigi juga merupakan suatu area rekreasi keluarga, tepatnya tempat hang out bergaya outbond. Bukan hanya saung-saung tempat menepi dari hujan dan panas. Juga nyaman jika digunakan untuk botram alias makan bersama keluarga atau sanak famili lainnya.


Sebagai tempat outbond, Cantigi memiliki lapangan cukup luas. Lapangan di sana sini. Wajar karena lapangan tersebut merupakan area perkemahan. Selain bisa digunakan untuk kelompok atau grup besar, juga untuk keluarga kecil yang  merindukan suasana asri, sejuk, dan jauh dari hiruk pikuk kendaraan dan polusi udara.


Keluarga yang memiliki anak-anak laki-laki bisa bermain bola tanpa terganggu pengunjung yang menggunakan fasilitas outbond. Pepohonan yang menjulang tinggi, bisa melindungi dari sorotan matahari tengah hari. Sehingga tidak khawatir kepanasan. Bahkan tidak khawatir anak-anak tersesat di kerumunan orang. Karena masih bisa terpantau dari kejauhan sejauh mata memandang.


Bangunan yang cukup luas dapat digunakan untuk acara-acara ultah bergaya outdoor. Atau sekedar memberikan tutorial untuk peserta pelatihan perusahaan kecil. Beragam fasilitas juga tersedia; perosotan, kolam lengkap dengan perahu, juga kolam untuk melatih keseimbangan. Begitu juga dengan ada flying fox khusus untuk anak-anak, selain juga untuk dewasa yang lebih tinggi dan lebih panjang talinya. Sayangnya, flying fox untuk keluarga berbayar hehehe.


Memiliki embel-embel Camp, Cantigi terkesan serius khusus untuk tempat kegiatan outbond, tapi cocok untuk wisata atau tempat piknik keluarga. Hampir pada setiap tempatnya memiliki tempat duduk-duduk selain menyediakan saung-saung, baik untuk kapasitas 5 orang atau 15 orang.  


Jika tidak ingin repot membawa makan dari rumah, tempat ini sebetulnya menyediakan resto lengkap dengan saung gazebo-nya. Bahkan sepertinya, terdapat dapur khusus sebagai ruang produksi makanan. Sayang, memang karena masa pandemi resto ini harus tutup sementara waktu.


Sebagai informasi, saat saya mengunjungi tempat ini, area parkir sedang diperluas. Sepertinya pengelola sedang melakukan perluasan tempat agar pengunjung bisa lebih nyaman dan aman memarkirkan kendaraannya.


Saya sendiri, selain lebih menikmati suasana hehijauan Cantigi, lebih menikmati sebagai latar untuk foto-foto anak. Kebetulan sudah lama tidak pernah foto anak-anak.


Murah Meriah

Tiket masuk dipatok rata Rp.7.500.-/ orangnya. Baik dewasa maupun anak-anak, terkecuali balita tidak dihitung. Dengan harga murah tersebut, pengunjung bisa menikmati semua fasilitas yang ada di Cantigi Camp. Pengecualian Flying Fox untuk dewasa, pengunjung harus mengeluarkan lagi koceknya seharga Rp.15.000,-/ orangnya. Namun, bagi anak-anak (kids) disediakan fasilitas flying fox gratis yang satu area dengan fasilitas ayunan.


Pengunjung bisa berpuas ria menikmati semua fasilitas dan bermain bersama sanak keluarga sambil menikmati udara sejuk yang berasal dari pohon-pohon menahun dan meninggi. Suasana yang nyaman, Cantigi Camp juga bisa dijadikan sebagai tempat bersantai, ngopi, ataupun berleha-leha dengan fasilitas Gazebo yang tersedia.


Tempat ibadah dan toilet yang sangat urgent dalam bepergiaan, juga tersedia di sini. Sehingga tidak perlu khawatir, dapat memfasilitasi keperluan beribadah, khususnya bagi muslim. Jika memasuki waktu ibadah, pengunjung tidak repot mencari mushola.


Menuju Cantigi

Tinggal ketik Cantigi Camp untuk Mapsnya.

Cantigi Camp cukup mudah dijangkau dengan kendaraan pribadi ataupun menggunakan Opang. Tempatnya berada di daerah Manjah Bereum Cileunyi Wetan. Sekitar 7 km dari Bunderan Cibiru, sekitar 20 menit waktu perjalanan. Jika posisinya dari Cileunyi sekitar 3,5 km dari Jalan Raya Cileunyi (terminal) atau sekitar 12 menit.


Bagi baraya yang hendak mengunjungi tempat ini dengan menggunakan kendaraan pribadi, jalan masuknya tepat berada di sebelah kiri ujung jalan percobaan Cileunyi menuju arah Sumedang. Jika arahnya dari Sumedang maka belok kanan pas sebelum masuk jalan percobaan.


Cukup 2 jam berada di sini, dan kepenatan karena selalu diborder oleh pintu dan langit-langit rumah, akhirnya terbayar setitik dengan suasana hijau Cantigi, saya bisa menikmati kembali langit asli ciptaan Tuhan. Cantigi bisa jadi tempat wisata keluarga alternatif terdekat bagi yang tinggal di sekitar lokasi, Cileunyi dan sekitarnya.***[]

 

5 comments for "Menepi di Cantigi"

Terima kasih telah berkunjung, tunggu kunjungan balik saya ya...