Bukan Resolusi, 2024 harus Final!

sumber: selecppe.co.za

[abahraka.com] Hidup saya belum dimulai, petualangan saya belum berlanjut. Saya masih terikat dengan satu tanggung jawab yang harus diselesaikan, yaitu studi yang masih belum selesai. Dan sepertinya masih akan Panjang juga perjuangannya. Setidaknya tahun ini, adalah tahun akan penuh perjuangan untuk menyelesaikan studi. Oleh karena itu, saya masih hiatus. Belum berani berpetualang lagi. Sebagaimana salah satu komentar seorang teman daring, kamu itu sebenarnya kerjanya apa sih? Kok ada dimana-mana hahaha

Setelah pandemi berlalu. Dan sempat jatuh sejatuh-jatuhnya. Bahkan sempat Tabungan nol rupiah. Walaupun tidak sempat untuk ngutang. Alhamdulillah hidup maish bisa berlanjut. Walaupun sempat tertekan. Khususnya taun pertama pandemi. Tahun kedua sudah mulai bisa menertibkan diri lagi. Tahun ketiga pandemi sudah mulai semangat hidup lagi. Dan lepas pandemi baru bisa menata lagi untuk persiapan masa depan.

Oleh karena itu, belum berani berpetualang lagi. Apalagi bersenang-senang dengan tulisan dan petualangan lainnya yang seru. Paling yang baru terjangkau, touring tipis-tipis dengan isteri dan anak. Itupun selalu tidak maksimal.

Maapkan blogku, cerita perjalannya belum sempat saya tulis. Karena untuk menghasilkan tulisan yang hidup, selain butuh mengalami, juga butuh merasa. Nah, rasa itu, sejak beberapa tahun lalu sempat hilang, bahkan demotivasi. Namun, tetap itu adalah jalan yang harus kutempuh yang sekarang tersimpan rapi dalam alam bawah sadar. Karena saat studi selesai, dan tidak lagi hiatus, pikiran ini selalu berkecamuk, ingin ini ingin itu. Tentu saja tidak perlu orang tahu ya hehe....

Saya mengucapkan terima kasih untuk teman, sahabat, kawan, atau kakak senior, yang sejak awal memutuskan untuk survive di kampung orang, yang selalu peduli. Hal ini sambung menyambung hingga hari ini. Jatuh bangun itu selalu ada. Dan pada akhirnya keputusan itu harus saya ambil.

Saat nasib di satu pekerjaan tidak jelas. Akhirnya dengan berat harus kuputuskan untuk mundur pelan. Begitu juga Keputusan saat harus memPHK diri  padahal ada keluarga yang harus dihidupi. Itu adalah Keputusan-keputusan yang sulit namun harus dilakukan. Ini adalah periode hidup yang betul-betul menuntut pertimbangan yang matang. Dan ketupusan ini tidak saya ambil sendiri namun bareng-bareng dengan isteri, karena akan sangat berdampak pada keluarga.

Kini, 2024. Ada tekad yang kuat. Studi harus selesai. Agar keluarga tidak perlu diabai. Agar pekerjaan lain tidak perlu ditunda. Agar ada resolusi buat diri dan keluarga. Semoga ini jadi tekad dan amal. Bukan Resolusi yang tidak pernah terealisasi.

Karena ada juga kewajiban lain yang harus ditunaikan. Agama. Karena itulah masa depan yang sesungguhnya. Jangan sampai akhir hayat tidak pernah peduli dengan masa depan yang hakiki tersebut.

Atau jangan-jangan saat selesai menerbitkan catatan pertama di tahun 2024 ini, saya tidak akan membacanya? Semoga Tuhan mengampuni.

Post a Comment for "Bukan Resolusi, 2024 harus Final!"